Minggu, 06 November 2016

INFEKSI VAGINA


Vaginitis merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa kondisi yang menyebabkan infeksi atau inflamasi pada vagina. Vulvovaginitis meliputi inflamasi pada vagina dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita).
Organisme seperti bakteri, ragi atau virus, serta iritasi dari senyawa kimia pada krim, spray, atau pakaian yang kontak dengan area ini dapat menyebabkan kondisi tersebut.
Vaginitis juga dapat ditularkan secara seksual.
Vagina umumnya mengeluarkan cairan yang jernih atau agak keruh, tidak mengiritasi, dan tidak berbau. Jumlah dan kekentalan cairan ini dapat bervariasi dalam siklus menstruasi wanita.

Namun cairan vagina tersebut dianggap abnormal jika berbau atau disertai dengan iritasi. Iritasi ini dapat dirasakan sebagai gatal atau rasa terbakar, dan sering memburuk dengan dilakukannya hubungan seks.

KANDIDIASIS


Kandidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh lebih dari 20 spesies Candida, yang paling umum adalah Candida albicans. Ditemukan pada hampir seluruh vagina wanita, ragi ini dapat tumbuh berlebihan jika lingkungan vagina berubah. Infeksi ragi ini lebih umum dijumpai pada wanita setelah menopause.

Gejala Kandidiasis

  • Keluarnya cairan vagina yang abnormal yang dapat berupa cairan putih berair hingga berupa gumpalan yang kental.
  • Rasa gatal dan/atau terbakar pada vagina dan labia.
  • Kemerahan dan/atau inflamasi pada kulit vulva.
  • Nyeri saat hubungan seks.
  • Nyeri saat berkemih.

Penyebab Kandidiasis

  • Ragi (Candida albicans) merupakan mikroorganisme yang normalnya hidup pada kulit dan di dalam vagina dalam jumlah yang sedikit. Lingkungan yang asam pada vagina menahan pertumbuhan ragi tersebut. Jika keasaman vagina berkurang, ragi tersebut dapat berkembang dan menyebabkan infeksi vagina.
  • Keseimbangan asam pada vagina dapat berubah karena menstruasi, kehamilan, diabetes, antibiotik tertentu, kontrasepsi oral, dan steroid. Kelembaban dan iritasi pada vagina juga mendukung perkembangbiakan Candida.

Pencegahan Kandidiasis

  • Makan dengan pola makan yang seimbang. Hal ini dapat menjaga kesehatan tubuh dan menjaga keseimbangan organisme pada vagina.
  • Hindari memakai pakaian yang ketat. Pakaian yang ketat dapat meningkatkan panas tubuh dan kelembaban pada area vagina. Pakaian dalam yang terbuat dari katun dapat menghambat peningkatan kelembaban pada area genital.
  • Bersihkan vagina dengan cara menyekanya dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran kuman ke vagina setelah menggunakan toilet.
  • Kontrol kadar gula darah. Hal ini menurunkan risiko infeksi ragi pada bagian tubuh manapun.
  • Hindari penggunaan antibiotik yang kurang diperlukan. Antibiotik dapat mengubah keseimbangan normal pada organisme di vagina, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan Candida secara berlebihan.
  • Hindari penggunaan produk spray, talk, atau spray kewanitaan pada area vagina, yang dapat mempengaruhi keseimbangan normal organisme pada vagina. Hal tersebut juga berlaku untuk tissue toilet dan tampon.
  • Hindari melakukan douching. Douching tidak hanya mengubah keseimbangan normal organisme pada vagina, namun juga dapat menyebarkan infeksi dari vagina ke uterus dan saluran fallopi, sehingga menyebabkan penyakit inflamasi palviks.

Pengobatan di Rumah

  • Yogurt mengandung Lactobacillus acidophilus, bakteri yang membunuh ragi dengan memproduksi hidrogen peroksida. Yogurt dapat digunkan secara topikal 1-2 kali sehari hingga gejala hilang. Mengonsumsi banyak yogurt juga dapat mencegah infeksi kambuh kembali.
  • Bawang putih mengandung senyawa antijamur alami yang dapat membunuh ragi. Gunakan supositoria bawang putih. Kupas sebutir bawang putih dengan hati-hati. Bungkus dalam kasa tipis dan masukkan ke dalam vagina. Biarkan hingga 12 jam. Ulangi sesering yang diperlukan.
  • Tea tree oil telah terbukti efektif melawan pertumbuhan Candida dengan konsentrasi 0,5% sampai dengan 2%.
  • Suppositoria asam borat dapat digunakan dengan memasukannya ke dalam vagina sebelum tidur selama 2 minggu. Untuk terapi pemeliharaan dari infeksi yang kambuh, asam borat dapat digunakan dua kali seminggu selama 6 bulan hingga 1 tahun.
  • Potassium sorbate merupakan fungisida yang poten, umumnya digunakan untuk mengawetkan makanan dan pembuatan bir untuk menghentikan pertumbuhan ragi pada saat yang tepat. Cara penggunaan: Buat larutan 3% dengan cara menambahkan 1 sendok makan potassium sorbat ke dalam secangkir air. Gunakan secara topical (untuk penggunaan luar).

Penggunaan Obat

Antijamur tersedia dalam bentuk tablet, krim, salep, atau suppositoria. Infeksi pertama sebaiknya diobati oleh profesional kesehatan. Pengobatan sendiri tidak disarankan untuk infeksi yang berulang untuk menghindari resistensi antibiotik.
Efek sampingnya meliputi rasa terbakar, tersengat, dan iritasi. Pasien yang aktif secara seksual sebaiknya diberitahu untuk menghindari penggunaan alat kontrasepsi seperti diafragma dan kondom. Antijamur dapat menurunkan fungsi produk dan mengganggu daya ujinya.
Obat: bifonazole, clotrimazole, econazole, fluconazole, itraconazole, ketoconazole, miconazole, terbinafine, amorolfine.

 

VAGINOSIS BAKTERIAL


Pada vaginosis bakteri, bakteri Lactobacillus digantikan oleh bakteri tipe lain yang dalam keadaan normal berada dalam jumlah sedikit pada vagina. Vaginosis bakterial sering terjadi saat kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur, pecah ketuban dini, dan infeksi uterine pasca kelahiran.

Gejala Vaginosis Bakterial

  • Bau pada vagina yang abnormal atau amis. Bau tersebut dapat memburuk setelah berhubungan seks.
  • Peningkatan jumlah keluarnya cairan vagina berwarna putih keabuan.
Gejala seperti gatal, rasa terbakar, dan iritasi tidak umum terjadi, namun dapat terjadi pada hingga 1/3 wanita dengan vaginosis bakterial. Pada beberapa wanita, gejala-gejala tersebut mungkin tidak muncul.

Penyebab Vaginosis Bakterial

Penyebab pastinya masih belum diketahui. Namun beberapa faktor risiko dapat berperan pada perkembangan kondisi ini.
  • Pasangan seks yang jumlahnya lebih dari satu
  • Merokok
  • Vaginal douching
  • Penggunaan intrauterine contraceptive device (IUD)

Pencegahan Vaginosis Bakterial

  • Tambahkan yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus dalam menu makanan harian anda.
  • Pertimbangkan penggunaan kontrasepsi oral yang dapat menurunkan perubahan hormonal pada vagina yang dapat mengakibatkan vaginosis bakterial.
  • Batasi jumlah pasangan seks anda. Pasangan seks yang banyak meningkatkan risiko berkembangnya vaginosis bakterial dengan berubahnya lingkungan normal vagina.
  • Jangan menggunakan tampon atau diafragma pada jangka waktu tertentu.

Penggunaan obat

Metronidazole merupakan obat pilihan untuk vaginosis bakterial. Obat ini mengubah materi genetik pada dinding sel bakteri yang mengakibatkan kematian bakteri. Rasa logam pada mulut, mual, nyeri pada perut bagian atas, atau sakit kepala kadang-kadang terjadi pada penggunaan dosis terapi.
Interaksi obat: Metroniadazole dapat memperkuat efek antikoagulan. Kombinasi dengan simetidin mengakibatkan meningkatnya kadar metronidazole. Penggunaan bersama disulfiram dapat menyebabkan reaksi psikotik.

 

TRICHOMONIASIS


Trichomoniasis terjadi pada laki-laki dan perempuan. Infeksi parasit ini biasanya terjadi bersama dengan penyakit menular seksual lainnya, seperti gonorrhea dan uretritis nongonococcal, terutama pada wanita.
Trichomoniasis yang tidak diobati meningkatkan risiko infeksi HIV. Wanita hamil yang terinfeksi berisiko untuk mengalami kelahiran prematur, berat badan bayi lahir yang rendah, dan infeksi atau putusnya plasenta. Prostatitis dan sistitis merupakan komplikasi trichomoniasis yang mungkin terjadi pada pria.

Gejala Trichomoniasis

Wanita:
  • Ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Gatal pada vagina
  • Keluar cairan vagina yang cukup banyak, kuning kehijauan, berbusa, dengan bau yang tajam yang abnormal
  • Pembengkakan labia atau gatal pada vulva
  • Gatal pada paha bagian dalam
Pria:
  • Rasa terbakar setelah urinasi atau ejakulasi
  • Gatal pada uretra
  • Keluar sedikit cairan dari uretra

Penyebab Trichomoniasis

Trichomoniasis disebabkan oleh infeksi Trichomonas vaginalis. Hal ini biasanya terjadi karena hubungan seks yang tidak aman. Ibu hamil yang terinfeksi dapat menularkan infeksi ini pada janin yang dikandungnya.

Pencegahan Trichomoniasis

Gunakan kondom lateks untk mencegah penyakit menular seksual. Kondom lateks yang digunakan dengan benar dan konsisten merepakan cara efektif untuk mencegah penyakit (dan kehamilan).

Perawatan di Rumah

  • Jaga kebersihan diri.
  • Lakukan douching setiap hari dan gunakan larutan antiseptik seperti povidone iodine atau baking soda setelah hubungan seks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar